PENANGGULANGAN HAMBATAN BAGI PRODUKTIVITAS PETANI ARJASARI DIMUSIM KERING (KELOMPOK TANI KUKUPU, DI DESA ARJASARI, KEC.ARJASARI, KAB.BANDUNG)

Muhammad Arief Budiman

Abstrak


Petani merupakan subjek utama dari sisi onfarm sektor pertanian. Begitu juga pada komoditas hortikultura, dalam hal ini komoditas cabai rawit merah yang selalu memiliki nilai jual berlebih dibanding komoditas hortikultura lainnya, termasuk memiliki kelebihan dirumpun yang sama, cabai-cabaian. Terlebih saat ini, cabai rawit merah memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Diawal-awal tahun untuk beberapa daerah di Indonesia harga beli konsumen akhir hingga mencapai 150rb/kg. Fluktuasi harga yang dramatis dari cabai rawit merah (jenis cabe rawit domba) di Bandung Jawa Barat ini sebenarnya merupakan kejadian yang sering berulang tiap tahunnya dimana tentunya akan berdampak pada masyarakat petani cabai rawit merah, baik dari segi ekonomi maupun sosialnya. Kejadian tersebut biasanya terkait iklim, masa menjelang hari-hari besar, pasokan cabai yang kurang dari biasanya, serta keadaaan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan.

Keberhasilan hasil pertaniannya tidak hanya tergantung dari sisi skill dari keinginan yang kuat sebagaimana menjadi salah unsur produksi pertanian. Keberhasilan hasil pertaniannya tidak hanya tergantung dari sisi skill dari keinginan yang kuat sebagaimana menjadi salah unsur produksi pertanian. Iklim dan cuaca, merupakan unsur yang juga menentukan dalam keberhasil usaha tani. Kuantitas dan kualitas hasil pertanian, bahkan keberhasilan dan kegagalan totalpun pernah dan selalu dialami petani jika iklim atau cuaca mengalami kekeringan. Bahkan jika kemarau berkepanjangan, lahan seluas  apapun akan terbengkalai dan tidak ditanam hingga datangnya hujan pertama.

Penulis dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat ini sudah (masih dalam proses) membuat adanya pelatihan dalam program motivasi petani agar terus berusaha tani dimusim kemarau dan memfasilitasi pengadaan barang-barang yang mampu membuat petani sekitar (khususnya kelompok tani kukupu) agar terus beraktivitas pertanian, diantaranya pengadaan barang: selang air dan paralon air agar lahan pertaniannya dapat teraliri air seperlunya dari balongan (tampungan kubangan air) yang sengaja dibuat sebelumnya. Meskipun iklim dalam dua bulan ini masih kemarau, namun kelompok tani “kukupu” masih dapat melakukan usaha taninya dengan bercocok tanam komoditas cabai rawit merah jenis “domba” yang bahkan dapat ditumpangsarikan dengan komoditas bawang merah, dimana dalam waktu 1-2 bulan ke depan sudah dapat memanen hasilnya.

Dengan konsep ini, yaitu: mental usahatani yang kuat dan adanya pemilikan permanen fasititas barang pendukung produktivitas pertanian tersebut, tentunya bukan hanya kelompok tani “kukupu” saja yang bisa memanfaatkannya, tetapi juga para petani sekitar wilayah tersebut dalam dalam waktu yang terus-menerus dan berkelanjutan. UNPAD dalam hal ini bisa memiliki objek dalam program pemberdayaan kemasyarakatan, dan petani sekitar dapat memiliki dampak sosial dan ekonomi yang positif dari keberadaan UNPAD tersebut, diantaranya pendapatan mereka dari aktivitas dan produktivitas pertanian dimusim kemarau akan selalu ada dari proses pertanian yang terus dilakukan oleh para petani “kelompok tani kukupu” di daerah kelurahan Arjasari, Kec.Arjasari, Kab.Bandung.


Teks Lengkap:

PDF



Dimension Citation Metrics Badge

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Jurnal ini Terindeks di: 

PENERBIT

Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Lt. 4, Jl. Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat 45363